Sadar Pendidikan
Manusia dengan segala kompleksitas yang terdapat pada
dirinya, disatu sisi menampilkan bahwa manusia adalah makhluk dinamis
yang senantiasa bergerak mengikuti laju zamannya dan membuktikan bahwa
eksistensi manusia senantiasa actual dimanapun dan kapanpun. Sifat
dinamik inilah yang menunjukan bahwa manusia memiliki potensi yang luar
biasa untuk beradaptasi dengan lingkungan dimana ia berada. Secara
religius potensi yang dimiliki manusia itu disebut dengan fitrah
sehingga seorang Abu Ahmadi mendeskripsikannya sebagai berikut:
Bertolak dari penjabaran di atas, pendidikan dalam prosfeksi jangka
pendek merupakan sebuah proses yang dilakukan secara sengaja untuk
meletakan dan menanamkan nilai-nilai humanistic kepada peserta didik
agar tetap terjaga dan teraktualisasi hingga akhir masa. Sejalan dengan
hal tersebut, Philip H Phenix dalam realm of meaning a philosophy of
the curriculum for general education yang dikutip oleh A. Jayadi (2004:
131), mengatakan bahwa:
Pendidikan umum adalah suatu program pendidikan yang diselenggarakan
secara sistematis dan programatis untuk membina makna-makna essensial
pada diri manusia. Berbeda dengan Phenix, Alberty and Alberty mengatakan
bahwasannya pendidikan umum lebih menekankan kepada persoalan nilai,
sikap, pemahaman, dan keterampilan yang perlu untuk dimiliki oleh setiap
warga Negara yang menjunjung demokrasi.
Bersandar pada pernyataan tersebut, pendidikan umum itu sarat atau
identik dengan pendidikan kepribadian, yaitu upaya pendidikan untuk
membimbing, mengembangkan potensi manusia sebagai pribadi, sehingga
memiliki kesadaran sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan
sekaligus ‘abdullah dan khalifatullah (A. Jayadi, 2004: 133). Dengan
demikian pendidikan menjadi satu-satunya wadah yang paling efektif untuk
melestarikan nilai-nilai fitrah yang tertanam dalam diri manusia.
Kesadaran dan penyadaran merupakan dua buah aktivitas yang mudah
diungkapkan dalam pembicaraan namun sulit untuk diaktualisasikan. Oleh
karena itu, pentingnya kesadaran dalam pribadi individu baik sebagai
masyarakat kecil (keluarga) atau sebagai masyarakat yang lebih besar
(social environment) menjadi sebuah keniscayaan yang mesti dibina dan
ditanamkan sejak dini pada peserta didik.
0 komentar:
Posting Komentar